Rabu, 27 Juli 2016

MENJADI DIRI SENDIRI




Berapa banyak orang yang selalu bilang jadilah diri sendiri? Ratusan ? Ribuan ? Jutaan ? .
Berapa milyar kali kata – kata itu  diulang ?

Tapi kata – kata itu pula yang menjadi alasan kita untuk tetap diam di tempat, tidak, tidak, bukan diam di tempat tetapi kita mundur.

Kenapa ?

Disaat orang lain maju, kita hanya diam ditempat, perbedaanya semakin jauh hingga kita terlihat mundur .

Banyak orang – orang disekitar kita yang memilih alasan ‘bertahan menjadi Diri Sendiri’ agar tidak melewati sakitnya evaluasi diri .

Disini saya tidak menyalahkan menjadi diri sendiri .
Saya juga tidak memaksa anda berubah jadi orang lain .


Adakalanya kita berevaluasi diri, untuk mengevolusi diri sendiri untuk memiliki standard kepribadiaan yang berkelas .
Belajar dari pengalaman orang lain, jangan menunggu kita terjatuh baru memperbaiki, jangan pula terjatuh dan membohongi diri bahwa itu tidak berarti .
Segala sesuatu yang terjadi harus kita amati, untuk intropeksi diri, untuk menjadi orang yang mumpuni menghadapi segala situasi.

Saat kita lapar, makan.
Saat haus, minum.
Saat sakit digenggam, lepaskan.

Gampangkan ? sayangnya banyak orang yang tidak bisa menerima makna kata – kata itu, banyak orang bertahan dikondisi yang tidak nyaman karena beralasan “terima saja apa adanya” padahal bukan itu maksudnya.

Jika kita terlahir dengan orangtua dengan pendidikan yang rendah, maka kita harus bisa lebih tinggi dari mereka, kita harus lebih baik dari mereka . Begitupula jika kita memiliki sifat pendemdam, pemarah, sombong, seharusnya kita yang akan datang entah, sehari, seminggu atau sebulan setelah itu memiliki sifat yang pemaaf, penyabar, dan rendah hati, itulah evolusi diri .

Membandingkan diri kita dan orang lain juga penting, agar kita bisa termotivasi menjadi lebih baik lagi, tidak bertahan menjadi diri sendiri yang dengki, sombong, kasar dan berbagai sifat buruk lainnya yang kita bela dari perubahan – perubahan baik dengan kata-kata ‘Jadilah diri sendiri’ .


Jadi mulailah mengubah persepsi menjadi diri sendiri adalah mempertahankan sifat – sifat buruk yang kita punyai. Diri kita sendiri memiliki kapasitas untuk berubah jauh lebih baik, tak perlu takut dibilang “kamu kok berubah sekarang?” selama itu baik buat dirimu, jalani saja . Mereka yang menghujatmu saat dirimu hijrah ke arah yang baik akan lekang oleh waktu, bukankah orang yang baik itu untuk orang yang baik pula? Lalu mengapa kita mempertahankan yang buruk? Apa agar kita mendapatkan yang buruk pula? 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komunikasi Bisnis Manajer

Nama           : Yusuf Alexander Jaya NPM            : 1C214608 Kelas            : 4EA25 Mata Kuliah : Komunikasi Bisnis ...