
Berapa banyak orang yang selalu bilang jadilah diri sendiri? Ratusan ? Ribuan ? Jutaan ? .
Berapa milyar kali kata – kata itu diulang ?
Tapi kata – kata itu pula yang menjadi alasan kita untuk
tetap diam di tempat, tidak, tidak, bukan diam di tempat tetapi kita mundur.
Kenapa ?
Disaat orang lain maju, kita hanya diam ditempat,
perbedaanya semakin jauh hingga kita terlihat mundur .
Banyak orang – orang disekitar kita yang memilih alasan ‘bertahan
menjadi Diri Sendiri’ agar tidak melewati sakitnya evaluasi diri .
Disini saya tidak menyalahkan menjadi diri sendiri .
Saya juga tidak memaksa anda berubah jadi orang lain .
Adakalanya kita berevaluasi diri, untuk mengevolusi diri
sendiri untuk memiliki standard kepribadiaan yang berkelas .
Belajar dari pengalaman orang lain, jangan menunggu kita
terjatuh baru memperbaiki, jangan pula terjatuh dan membohongi diri bahwa itu
tidak berarti .
Segala sesuatu yang terjadi harus kita amati, untuk
intropeksi diri, untuk menjadi orang yang mumpuni menghadapi segala situasi.
Saat kita lapar, makan.
Saat haus, minum.
Saat sakit digenggam, lepaskan.
Gampangkan ? sayangnya banyak orang yang tidak bisa menerima
makna kata – kata itu, banyak orang bertahan dikondisi yang tidak nyaman karena
beralasan “terima saja apa adanya” padahal bukan itu maksudnya.
Jika kita terlahir dengan orangtua dengan pendidikan yang
rendah, maka kita harus bisa lebih tinggi dari mereka, kita harus lebih baik
dari mereka . Begitupula jika kita memiliki sifat pendemdam, pemarah, sombong, seharusnya
kita yang akan datang entah, sehari, seminggu atau sebulan setelah itu memiliki
sifat yang pemaaf, penyabar, dan rendah hati, itulah evolusi diri .
Membandingkan diri kita dan orang lain juga penting, agar
kita bisa termotivasi menjadi lebih baik lagi, tidak bertahan menjadi diri
sendiri yang dengki, sombong, kasar dan berbagai sifat buruk lainnya yang kita
bela dari perubahan – perubahan baik dengan kata-kata ‘Jadilah diri sendiri’ .
Jadi mulailah mengubah persepsi menjadi diri sendiri adalah
mempertahankan sifat – sifat buruk yang kita punyai. Diri kita sendiri memiliki
kapasitas untuk berubah jauh lebih baik, tak perlu takut dibilang “kamu kok
berubah sekarang?” selama itu baik buat dirimu, jalani saja . Mereka yang
menghujatmu saat dirimu hijrah ke arah yang baik akan lekang oleh waktu,
bukankah orang yang baik itu untuk orang yang baik pula? Lalu mengapa kita
mempertahankan yang buruk? Apa agar kita mendapatkan yang buruk pula?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar