Sabtu, 10 Oktober 2015

KEISTIMEWAAN CERITA

KITA AKAN LEBIH MENCINTAI SESEORANG KARENA KITA BERHAK UNTUK MENGUMUMKAN KEPADA SIAPA PUN BAHWA SESEORANG ITU ADALAH MILIK KITA ATAS NAMA CINTA, DAN MUNGKIN JUGA KITA PUNYA WEWENANG UNTUK MENGGANTIKANNYA DENGAN SESEORANG YANG LAIN DI TENGAH PERJALANAN CINTA.


Saya bertanya kepada seorang kawan saya-perempuan, "siapa sih, satu orang terkenal yang masih hidup  dan benar-benar kamu kagumi?Orang yang membuat kamu tergila-gila, mungkin karena penampilan fisiknya ataupun keahliannya?"

Seolah tanpa jeda, iapun menjawab,"Adam Levine," dengan sebentuk senyum tersungging di wajahnya.

Lalu saya lanjut bertanya iseng, "Seberapa banyak uang yang bersedia kamu bayarkan untuk membeli kaos putih oblong bekas dipakai adam levine?"

Dan jawabannya cukup membuat saya kaget, karena ia bersedia merogoh koceknya dengan jumlah yang lumayan besar. Pastinya lebih besar dari harga yang biasa kita bayarkan untuk kaus oblong putih baru.

Saya yakin ia takkan bersedia membayar sebesar itu jika kaus putih putih oblong tersebut bekas dipakai orang yang ia tidak kenal dan kagumi.

Lalu saya melanjutkan keisengan saya, dengan bertanya lagi, "kalau kamu bisa membeli kaus putih oblong bekas dipakai vokalis band Maroon 5 itu, tetapi kamu tidak boleh berkata kepada siapapun bahwa kamu memilikinya dan kamu tidak boleh menjualnya lagi, apakah kamu masih bersedia untuk membelinya dengan harga sebesar itu?

KENANGAN YANG TERKANDUNG DALAM SUATU BENDA-LAH YANG MEMBUATNYA LEBIH BERHARGA. CERITA YANG TERJALIN DALAM SUATU HUBUNGANLAH YANG MENJADIKANNYA LEBIH MAMPU MENCIPTAKAN BAHAGIA.

Ternyata batasan dan kondisi yang berbeda ini, membuat kawan saya tak bersedia lagi mengeluarkan uang sebesar itu.

Hal ini mampu menunjukkan bahwa hak untuk mengatakan kepada siapapun mengenai segala yang kita miliki dan kebebasan kita untuk menjualnya kembali ternyata menjadi faktor yang mempengaruhi tingkat rasa suka kita akan sesuatu. Ini tentu saja menggelitik pemikiran kita.

Tak hanya berhenti disitu, saya bertanya lagi kepadanya,"Nah, kalau kamu boleh mengumumkannya kepada siapapun dan menjualnya kembali, tetapi sebelum kamu membeli kaus itu telah dicuci terlebih dulu, bagaimana?"

Kawan saya lebih menurunkan lagi harga belinya. Mungkin karena menanggap, mencuci itu berarti sama saja menghilangkan aroma keringat Adam Levine.

Dalam buku berjudul Insting Seni, filsuf  Denis Dutton menuliskan kurang lebih seperti ini "Nilai karya seni ditentukan oleh asumsi kita terhadap cerita pencipta karya, yang mendasarinya menciptakan karya seni itu."

Karena itu, kita dapat menjelaskan mengapa terjadi perbedaan penilain antara karya yang asli dan palsu. Seolah terlihat sama, tetapi antara karya asli dengan palsu punya sejarah yang berbeda. Yang asli adalah karya kreasi seni, punya cerita, sedangkan yang palsu tidak.

Bagi penggemar karya seni, meskipun kadang tidak bisa membedakannya antara karya asli dan palsu, mereka hanya ingin memiliki karya yang asli. Bukan semata-mata karena sombong atau sebagai bahan untuk membual bahwa mereka punya yang asli. Bukan

Tapi karena mereka ingin sesuatu yang mengandung sejarah. Tidak hanya dalam seni, begitupun dalam hidup ini, sejarah ataupun cerita itu memang istimewa.

Cerita mampu membuat kita suka. Dan rasa suka menjadikan kita lebih mudah percara,

Salah satu band kesukaan saya adalah The Beatles.

Apakah kamu juga suka musik karya The Beatles?
Atau, belum pernah mendengarkan sama sekali?

Kalau belum coba buka link ini

....

Baiklah.

Bagaimana? Apakah kamu merasa biasa saja?

Hmmm, mungkin kamu tidak suka.

Saya tidak akan berusaha membuatmu menyukai karya mereka seperti saya, tetapi hal ini berkaitan dengan rasa suka, dan percaya.

Yaitu, jika kita suka karya The Beatles, kita akan cenderung lebih percaya dari pada orang yang tidak suka, bahwa karya mereka sulit diciptakan, butuh kemampuan tingkat tinggi, banyak tenaga dan waktu serta energi kreatif untuk menghasilkannya.

Cerita berbeda akan memengaruhi rasa suka sehingga berkaitan dengan tingkat kepercayaan kita.

Ada seorang pelukis muda dengan gaya melukis yang sangat mirip tokoh besar dunia melukis. Karena dia adalah pelukis yang sangat muda dengan kemampuan seperti itu sehingga karyanya bernilai sangat tinggi.


Alur cerita menjadi berubah saat ia diliput salah satu stasiun TV, dan entah disengaja atau tidak, terkuak rahasia bahwa selama ini,ia selalu dipandu oleh ayahnya.

Setelah tayangan itu tersiar, nilai karyanya jauh, terjun bebas, Padahal karya seni yang sama, tetapi cerita dibalik karya tersebut telah berubah.

2 komentar:

Komunikasi Bisnis Manajer

Nama           : Yusuf Alexander Jaya NPM            : 1C214608 Kelas            : 4EA25 Mata Kuliah : Komunikasi Bisnis ...